Beranda
Hadits Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak
Mendidik Anak
Hadits Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak

Hadits Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak

Afdal Rahendra - Pada dasarnya tidak hanya anak yang memiliki kewajiban terhadap orang tua, Akan tetapi orang tua juga memiliki kewajiban terhadap. Kewajiban orang tua di sini bukan hanya sekedar memberikan anak kasih sayang, makanan dan uang yang halal saja. Lebih dari itu ada kewajiban orang tua terhadap anak yang berfungsi untuk membantu mempersiapkan masa depan anak.

Seperti yang diyakini oleh umat Islam bahwasanya anak merupakan sebuah titipan sekaligus anugerah yang diberikan oleh Allah. Sebab itu sudah menjadi keharusan orang tua untuk memberikan anak kasih sayang. Akan tetapi tidak sedikit orang tua yang menyalah artikan kasih sayang terhadap anak. Sehingga mereka memberikan sesuatu hal yang mereka anggap butuh bagi anak yang nyatanya anak tidak menginginkan hal tersebut.

Oleh sebab itu pada artikel kali ini saya akan membahas tentang hadits kewajiban orang tua terhadap anak.

Hadits Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu akan ditanya tentang kepemimpinanmu. Orang laki-laki (suami) adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Istri adalah pemimin dalam rumah tagga suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya." (HR. Bukhari juz 1, hal. 215).

Dalam hadits tersebut terdapat sebuah kesimpulan bahwasanya setiap orang tua merupakan pimpinan rumah tangga. Sebab itu dia memiliki kewajiban dalam memimpin rumah tangga tersebut agar seluruh anggota rumah tangga mendapatkan kasih sayang yang seharusnya.

Berikut beberapa kewajiban orang tua terhadap anaknya :

1. Mengadzankan dan Mengiqomahkan

Berdasarkan hadis Nabi dari Ubaidillah bin Abi Rofi', dari ayahnya (Abu Rofi'), beliau berkata:

“Aku telah melihat Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam mengumandangkan azan di telinga Al Hasan bin Ali ketika Fathimah melahirkannya dengan azan shalat".

Dari hadis tersebut dapat kita ketahui bahwasanya Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam mengumandangkan Adzan ketika mendapatkan karunia seorang anak. Azan yang dikumandangkan tersebut juga merupakan adzan yang sama dengan azan salat.

Ditinjau dari peristiwa tersebut mengadzankan dan mengiqomahkan anak ketika baru lahir berfungsi untuk mengingatkannya kembali atas pengakuan ketika berada di dalam rahim untuk lahir ke dunia. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-A'raf;

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". (172).

2. Menyusui Anak

Dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 233 yang berbunyi;

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan”.

Ayat tersebut menjelaskan kepada kita bahwasanya orang tua terutama ibu memiliki kewajiban untuk menyusui. Surat tersebut juga menjelaskan bahwasanya rentang waktu yang paling bagus dalam menyusui anak ialah selama dua tahun penuh.

Air Susu Ibu (ASI) sendiri memiliki dampak langsung terhadap kesehatan jasmani dan rohani anak. Anak yang mendapatkan asupan ASI dalam rentang waktu yang pas memiliki peluang lebih pintar daripada anak yang tidak mendapatkan hal tersebut. Disamping itu ASI juga dapat menunjang potensi diri anak, pertumbuhan serta kesehatannya secara spiritual rohani.

3. Mengaqiqahkan Anak

Aqiqah merupakan acara tasyakuran dengan cara menyembelih kambing ketika anak yang baru lahir. Sebagian ulama besar mengatakan aqiqah sebagai ibadah yang hukumnya Sunnah namun sangat dianjurkan oleh Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Aqiqah ini seharusnya dilakukan oleh orang tua terhadap anak yang mana pelaksanaannya dilakukan pada hari ke-7 setelah anak lahir. Sebagian orang menyimpulkan bahwasanya aqiqah juga merupakan salah satu bentuk penerimaan anak yang dititipkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala kepada dirinya. Hal tersebut sejalan dengan sabda rasulullah yang berbunyi :

“Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya. Disembelih pada hari ketujuh, dicukur gundul rambutnya, dan diberi nama". (HR. Ahmad 20722, at-Turmudzi 1605, dan dishahihkan al-Albani).

4. Mencukur Rambut Anak

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda ketika mengaqiqahkan Hasan seekor kambing yang bunyinya :

“Wahai Fatimah, gundullah rambutnya lalu sedekahkanlah perak seberat rambutnya”. Ali berkata, “Aku kemudian menimbang rambutnya, dan beratnya sekadar uang satu dirham atau sebagiannya”.

Dari Sabda Rasulullah tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwasanya mencukur rambut anak ketika usia 7 hari mengandung nilai positif. Salah satunya ialah bentuk yang mendorong orang tua untuk melakukan sedekah walaupun hanya seberat rambut anak mereka yang dicukur.

Dalam hadits tersebut Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam seolah-olah mengajarkan kita bahwasanya pada setiap acara bahagia jangan lupakan orang lain. Cara untuk mengingat orang lain tersebut ialah dengan memberikan sedekah.

5. Berikanlah Anak Nama Yang Baik

HR Baihaqi mengatakan dalam sebuah hadits yang berbunyi :

“Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah memberi nama yang baik, memberi tempat tinggal yang baik, dan mengajari sopan santun".

Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa Sanya orang tua berkewajiban dalam memberikan anak nama yang baik. Pada dasarnya nama terhadap anak merupakan sebuah doa dari orang tua. Jika anak diberikan nama dengan arti yang baik maka setiap kali orang memanggil anak tersebut sama halnya dengan mendoakan anak tersebut.

Hal inilah yang menjadi landasan utama kenapa harus memberikan anak nama yang baik. Tujuannya ialah agar setiap orang yang bertemu dengan anak selalu mendoakan yang terbaik untuknya dari sebuah nama.

6. Menyunat Anak

Sunat atau khitan secara bahasa memiliki arti memotong. Secara terminologi khitan memiliki arti memotong kulit yang menutupi kelamin laki-laki atau penis.

Dari segi kesehatan, khitan atau sunat merupakan salah satu tindakan yang sangat dianjurkan dalam menghindari beberapa jenis penyakit kelamin. Sedangkan dalam Islam kita merupakan salah satu media untuk pencucian diri serta bukti ketundukan kita kepada ajaran agama. Hal ini sejalan dengan sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang berbunyi :

“Ada lima macam fitrah, yaitu: khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak”.

Dalam Sabda Rasulullah tersebut terdapat 5 macam fitrah, salah satunya ialah khitan. Dalam Islam khitan untuk anak laki-laki hukumnya wajib. Sedangkan untuk anak perempuan hukumnya Sunnah, namun sebagian ulama juga ada yang mewajibkannya.

7. Mengajarkan Anak Al-Quran

Orang tua memiliki kewajiban terhadap anak untuk mengenalkannya kepada Al-Quran. Dalam Islam orang tua sangat berkewajiban untuk mengajarkan anaknya Al-Quran serta mengenalkannya ke agama yang dianut.

Ada banyak sekali keistimewaan bagi umat Islam yang membaca Al-Quran. Sebab itu perlu anak untuk diajarkan membaca Al-Quran agar ia dapat menggapai semua keistimewaan itu. Hal tersebut sejalan dengan hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang diriwayatkan oleh Ali Radhiallahu ‘anhu, bersabda :

"Ajarkanlah tiga hal kepada anak-anak kalian, yakni mencintai nabi kalian, mencintai keluarganya, dan membaca Al-Quran. Sebab para pengusung Al-Quran berada di bawah naungan arsy Allah pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naunganNya, bersama para nabi dan orang-orang pilihanNya. Dan, kedua orang tua yang memperhatikan pengajaran Al Qur’an kepada anak-anak mereka, keduanya mendapatkan pahala yang besar”.

Dalam hadits tersebut dapat kita lihat bahwasanya pengajaran Al-Quran terhadap anak itu ditegaskan agar dilakukan oleh orang tua. Hal tersebut tentunya memiliki landasan yang kuat karena anak yang baik serta penghafal Al-Quran tentu dilahirkan dari orang tua yang baik pula.

Hal ini tentunya sangat krusial bagi sebuah negara yang mayoritas Islam seperti Indonesia. Kebanyakan umat Islam yang yang ada tersebut hanyalah Islam keturunan. Sebab itu sebagai orang tua penting sekali untuk mengajarkan anak Al-Quran agar dia mengenal agama, nabi, serta Tuhannya.

8. Memberikan Anak Makanan Dari Penghasilan Yang Halal

Sebagai umat Islam mencari dan memberikan penghasilan yang halal merupakan sebuah kewajiban. Orang tua diharuskan untuk mencari nafkah agar bisa memberikan keluarga makanan yang layak namun harus dari sumber yang halal. Kewajiban yang satu ini lebih tepatnya diarahkan kepada ayah selaku kepala keluarga serta pemberi nafkah keluarga.

Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada Saad Bin Abi Waqhas yang berbunyi :

“Baguskanlah makananmu, niscaya doamu akan dikabulkan”.

Sabda Rasulullah tersebut sangat menekankan untuk umat Islam mencari sumber penghasilan yang halal. Tujuannya ialah agar segala sesuatu hal yang dilakukannya diridhoi oleh Allah Subhanahu wa ta'ala serta doa yang diutarakan mudah dikabulkan.

9. Mencarikan Anak Pasangan Yang Baik

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam surat An-Nur ayat 32 yang berbunyi :

“Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya”.

Dalam surat tersebut Allah menegaskan agar umat Islam menikahkan serta mengawinkan seseorang dengan laki-laki atau perempuan yang sudah masuk waktunya. Dalam ayat tersebut tidak ada penekanan seseorang itu harus menikah dalam keadaan yang bagus ekonominya, karena Allah sudah menjanjikan mereka kekayaan atas Anugerah nya.

Mencarikan anak pasangan yang baik merupakan tugas orang tua untuk menjaga garis keturunan tetap berada di jalur yang baik. Hal tersebut juga merupakan salah satu cara dari orang tua untuk memberikan anaknya kasih sayang yang cukup dari pasangannya kelak.

Itulah beberapa kewajiban yang harus dipenuhi oleh orang tua terhadap anak-anaknya. Bagaimanapun juga orang tua merupakan sebuah tonggak dalam keluarga yang akan memberikan pembelajaran kepada generasi penerus.

Layaknya seorang anak yang merupakan titipan, semua yang dilakukan oleh orang tua kepada anak nantinya akan mereka dapatkan kembali di akhirat nanti. Jika semasa hidupnya orang tua memberikan suatu hal yang baik kepada anak, kelak orang tua juga akan menuai hasil yang baik juga dari anak tersebut.

Penulis blog

Tidak ada komentar