Beranda
Dakwah Bukan Otoriter Namun Damai
OTA LAPAU
PENDIDIKAN
Dakwah Bukan Otoriter Namun Damai
Dakwah Bukan Otoriter Namun Damai
"Afdal Rahendra – Kita tidak tahu apa yang ada dalam hati dan pikiran seseorang dalam keyakinan, karena orang yang tersesat dan yang mendapatkan hidayah hanyalah hak Allah sang Maha Kuasa."

Seharusnya dalam pengaplikasian, dakwah itu harus dilakukan secara damai dan tidak otoriter yang bermaksud memaksa. Akan tetapi banyak kita temui pada saat sekarang ini seseorang yang seakan memaksa orang lain untuk meyakini apa yang dia yakini dengan anggapan bahwa yang dia sampaikan itu adalah benar dan orang tersebut sedang berada di jalan yang salah atau sesat.

Mengenal Apa Itu Dakwah

Secara bahasa dakwah memiliki arti memanggil, mengundang, mengajak, imbauan, dan hidangnya. Dalam hal ini dakwah juga bisa dikatakan sebagai seruan atau ajakan.

Mengutip dari buku dakwah yang di buat oleh Yuli Umro’atin dalam Al-Quran, Islam dikatakan sebagai salah satu agama yang penyebarannya melalui dakwah. Banyak orang pada saat sekarang ini salah dalam menggunakan dakwah yang seharusnya dilakukan secara damai namun ter aplikasikan secara otoriter.

Dalam Alquran ada banyak sekali ayat yang menjelaskan tentang dakwah. Salah satunya ialah surat An-Nahl ayat 125 yang artinya sebagai berikut:

“Ajaklah manusia ke Jalan Tuhanmu dengan cara bijaksana, pengajaran yang baik dan berdialog lah dengan mereka dengan cara-cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapatkan petunjuk”

Dalam ayat tersebut sudah dijelaskan bahwasanya seseorang harus mendakwahi orang lain dengan cara yang baik tanpa adanya paksaan. Banyak orang yang salah dalam menggunakan dakwah ini sehingga dia selalu mengatakan orang lain itu tersesat dan ingin membenarkan ia kepada jalan yang lurus.

Padahal dalam surat An-Nahl ayat 125 tersebut dijelaskan bahwa hanya Allah yang mengetahui apakah seseorang itu tersesat serta hanya Allah lah yang berhak untuk memberikan seseorang itu petunjuk.

Tujuan Dakwah Dalam Islam

Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Masyhur Amin pada tahun 1997 dengan judul “Dakwah Islam dan Pesan Moral” di jelaskan bahwasanya dakwah memiliki dua tujuan yaitu dari segi objek dan dari segi materinya. Untuk lebih jelasnya berikut tujuan dakwah dalam Islam:

  1. Tujuan pertama dari dakwah ialah untuk membentuk pribadi muslim yang mempunyai iman kuat, berperilaku sesuai hukum-hukum yang disyari’atkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala serta berakhlaq karimah. Hal tersebut sejalan dengan perintah Allah subhanahu wa taala dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 208 yang artinya “Hai orang-orang beriman masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.”
  2. Tujuan kedua dari dakwah ialah untuk membentuk keluarga yang lebih tentram, bahagia serta cinta kasih antara keluarga tersebut terasa kuat. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 21 yang artinya “Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikannya diantara-Mu rasa kasih dan sayang.
  3. Tujuan dakwah yang ke-3 ialah untuk membentuk masyarakat dunia yang penuh dengan kedamaian dan ketenangan dengan tegaknya dunia tanpa diskriminasi dan eksploitasi, saling tolong-menolong dan saling menghormati.
  4. Untuk dakwah dari segi materi bertujuan untuk meyakinkan umat Islam agar yakin dan tidak ada lagi keraguan dalam dirinya tentang agama yang dianutnya. Realisasi dari dakwah ini ditujukan kepada orang yang belum beriman agar menjadi beriman melalui bukti-bukti naqli dan dalil aqli, sehingga orang yang ada keraguan tersebut menjadi yakin atas ajaran yang dianutnya.
  5. Tujuan lain dari dakwah ialah agar umat Islam mengetahui hukum-hukum Islam serta bisa menjalankan ibadah penuh kesadaran dan sesuai dengan yang sudah diajarkan.

Dari penjelasan di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwasanya dakwah bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada orang lain agar yakin tentang ajaran agama yang dianutnya. Pada penjelasan tersebut juga bisa kita lihat bahwasanya dakwah tersebut berperan sebagai wadah untuk memberi keyakinan bukan memaksa keyakinan. Sebab itu sebagai seorang pemberi dakwah jangan sesekali kamu memaksa seseorang untuk langsung menerima apa yang kamu katakan walaupun hal tersebut baik dan benar adanya.

Sampaikanlah Dakwah Dengan Damai Agar Orang Bisa Menerima Dengan Baik

Pada sebuah video podcast Habib Husein Ja’far Al Hadar pernah berkata “Kamu tidak tahu celah di hati dan pikiran orang, karena itu tugasmu hanyalah untuk menyebarkan dengan tulus apa yang menurutmu benar dan baik tersebut karena kenanya dimana itu bukan urusanmu.

Hal tersebut disampaikan oleh Habib Husein Ja’far Al Hadar karena dia pernah mendapatkan sebuah pertanyaan “Kenapa babi di Islam itu haram.” Lalu dengan bercanda Habib Husein Ja’far Al Hadar menjawab “Agar populasi babi di dunia itu tidak habis, karena jika semua agama memakan babi maka populasinya akan terancam.”

Selain itu Habib Husein Ja’far Al Hadar juga mengatakan pernah ditanyai tentang kenapa “Mabuk dalam Islam itu haram.” Lalu dengan bercanda juga Habib Husein Ja’far Al Hadar menjawab “Karena miras itu adalah minuman setan, kasihan jika itu diminum nanti setannya kehausan.”

Dalam video tersebut Habib Husein Ja’far Al Hadar menjelaskan bahwasanya penanya mendapatkan jawaban yang dia inginkan dari pernyataan Habib tersebut.

Dari kisah singkat tersebut dapat kita ambil sebuah pelajaran bahwasanya dakwah Islam itu tidak harus disampaikan dengan cara menggabung keburu dan pemaksaan. Karena pada dasarnya seseorang akan mendapatkan hidayah dari sesuatu hal yang dia senangi bukan dari suatu paksaan yang diberikan padanya.

Jika seorang pendakwah itu memaksakan keyakinannya kepada orang lain, malahan yang akan terjadi orang tersebut akan malas dengan pendakwah tersebut karena tidak menghargai haknya sebagai manusia. Karena dasarnya manusia itu memang menginginkan hal yang baik dan mau berada di tempat yang baik juga. Sebab itulah kenapa banyak orang yang terlihat menyukai hal buruk yang sebenarnya dia hanya melarikan dari sisi dunia buruk lain yang tidak sesuai dengan dirinya.

Itulah alasan kenapa Dakwah Bukan Otoriter Namun Damai dan harus disampaikan dengan tentram, damai, baik dan tanpa paksaan. Harapannya agar semua yang dikatakan tersebut dapat menyadarkan orang sehingga dia menyadari bahwa apa yang dilakukan tersebut salah. Dengan demikian, sesuatu hal yang baik dan damai tersebut akan membuka pintu hatinya sehingga lebih mudah menerima kebaikan yang datang.

Penulis blog

Tidak ada komentar