Mendidik Anak Pertanyaan

Tipe Orang Tua Merusak Masa Depan Anak yang Wajib Dihindari

Afdal Rahendra
Januari 19, 2022
0 Komentar
Beranda
Mendidik Anak
Pertanyaan
Tipe Orang Tua Merusak Masa Depan Anak yang Wajib Dihindari

Mendidik Anak - Dalam mendidik anak, sebenarnya ada tipe perilaku orang tua yang dapat merusak masa depan anak. Pelaku-pelaku ini jika ditunjukkan secara terus-menerus maka akan mengembangkan sifat buruk pada diri anak tersebut. Setidaknya ada beberapa tipe orang tua merusak masa depan anak yaitu seperti berikut :

  1. Sering bertengkar di depan anak
  2. Terus-terusan mengeluh di depan anak
  3. Membicarakan hal buruk tentang orang lain di depan anak
  4. Tidak berperilaku jujur kepada anak
  5. Ekspektasi berlebihan kepada anak
  6. Memuji anak secara berlebihan
  7. Menilai kemampuan anak berdasarkan angka
  8. Melindungi anak dari kesalahan
  9. Membanding-bandingkan anak dengan orang lain

Itulah beberapa tipe orang tua yang dapat merusak masa depan anak dengan perilakunya. Daripada panjang lebar berikut penjelasan dari sikap-sikap tersebut.

Tipe Orang Tua Merusak Masa Depan Anak yang Wajib Dihindari


Tipe Orang Tua Merusak Masa Depan Anak

Masa depan anak merupakan hal yang harus dipersiapkan oleh orang tua semenjak anak kecil. Pendidikan anak itu tidak hanya dimulai ketika dia sudah memasuki masa sekolah. Pendidikan yang sebenarnya itu dapat dilakukan oleh orang tua semenjak anak baru berusia 1 tahun.

Bahkan ada masa yang di mana itu dibilang sebagai masa keemasan anak yaitu ketika dia berumur 1 hingga 5 tahun. Masa ini ialah masa emas anak di mana dia sangat mudah belajar dan menangkap pembelajaran yang baru. Berikut penjelasan tipe orang tua yang dapat merusak masa depan anak dengan sikap yang ditunjukkannya :

1. Sering Bertengkar Di Depan Anak

Berdasarkan studi ilmiah menunjukkan bahwa saya anak yang tumbuh di lingkungan yang sering terjadi konflik cenderung lebih sulit beradaptasi, sulit bekerja sama dengan orang lain, serta rentan mengalami depresi. Bukan hanya mendapatkan masalah emosional saja, kesehatan fisik anak juga dapat terganggu akibat lingkungan yang sering konflik tersebut. gangguan kesehatan fisik ini bisa berupa badan lemas dan sering mengalami sakit.

2. Terus-Terusan Mengeluh Di Depan Anak

Sikap seseorang yang suka mengeluh mungkin terbilang masih wajar. Akan tetapi jika sikap ini ditujukan secara terus-menerus dan disaksikan anak, maka akan berdampak buruk pada perkembangan anak.

Kebiasaan orang tua yang mengeluh dan mengucapkan kalimat negatif dapat menyebabkan anak mengalami stres dan kecemasan. Anak akan cenderung lebih takut untuk mengeksplorasi diri karena khawatir orang tuanya akan marah atau mengeluh dengan tingkah lakunya tersebut. Akibatnya anak menjadi tidak mau dan takut untuk mencoba hal-hal baru untuk perkembangannya sendiri.

3. Membicarakan Hal Buruk Tentang Orang Lain di Depan Anak

Sebagai orang tua sebisa mungkin hindarilah bergunjing atau membicarakan kejelekan orang lain di hadapan anak. Kebiasaan seperti ini, walaupun anak belum mengerti namun mereka bisa memperhatikan. Sehingga secara tidak langsung hal ini akan menanamkan persepsi negatif dalam pikiran anak sehingga berdampak pada tumbuh kembangnya.

4. Tidak Berperilaku Jujur Kepada Anak

Orang tua yang memiliki sikap sering berbohong kepada anak akan membuat anak kehilangan rasa percayanya terhadap orang tua. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Princeton Amerika Serikat, setidaknya 40% anak-anak takut dan kehilangan rasa percaya mereka terhadap orang tuanya.

Penyebabnya hanya sepele yaitu orang tua sering mengucapkan hal kepada anak, namun tidak dilakukan. Sebagai contohnya “jangan menangis nanti kamu digigit harimau, Ibu pergi sebentar dulu ya, main sama mbak dulu (padahal pergi lama), Jangan bandel nanti kamu ditangkap polisi, dan lain sebagainya”. Walaupun ini terkesan sepele Akan tetapi jika dilakukan secara terus-menerus, maka akan memberikan efek buruk pada anak di kemudian hari.

5. Ekspektasi Berlebihan Kepada Anak

Orang tua yang memiliki ekspektasi tinggi kepada anaknya juga dapat merusak masa depan anak. Contohnya orang tua yang menilai anaknya berdasarkan prestasi seperti juara kelas, masuk perguruan tinggi ternama, meraih beasiswa, dan lain sebagainya.

Sikap seperti ini akan membuat orang tua menjadi kurang apresiasi ketika anaknya mendapatkan sesuatu hal di luar ekspektasi tersebut. Sehingga membuat anak menjadi mudah menyerah dan hidupnya tidak memiliki kreativitas.

Dengan demikian anak akan kekurangan motivasi untuk mencapai hal-hal yang mereka inginkan, sehingga mereka akan menyerah kepada hal yang tidak bisa mereka capai. Anak yang dibesarkan dengan cara ini biasanya tidak bisa mengikuti perkembangan zaman dan tidak bisa melakukan pelonjakan di dunia karier.

6. Memuji Anaknya Berlebihan

Memberikan pujian atas prestasi yang didapatkan anak memang merupakan sikap yang baik. Akan tetapi jika berlebihan dalam memuji anak itu dikhawatirkan akan merusak masa depannya.

Anak yang biasa mendapatkan pujian secara berlebihan biasanya lebih terfokus untuk mendapatkan pujian tersebut ketika melakukan sesuatu. Sehingga dia akan berusaha melakukan berbagai cara untuk membuat dan memastikan dirinya berhasil melakukan hal tersebut.

Hal ini dapat berisiko melahirkan anak yang rela melakukan apa saja di masa depan untuk mencapai tujuannya. Lebih buruknya anak yang biasa mendapatkan pujian secara berlebihan tidak bisa menerima kritikan dari orang lain yang dapat merusak perasaannya. Sehingga dewasa nanti dia dapat menjadi pribadi yang mudah menyerah karena tidak bisa mencapai apa yang dipujikan kepada dirinya tersebut.

7. Menilai Kemampuan Anak Berdasarkan Angka

Kesalahan terbesar yang banyak dilakukan oleh orang tua ialah menilai kemampuan anak berdasarkan patokan angka yang mereka dapatkan sebagai contohnya ialah nilai. Hal ini membuat banyak orang tua memaksakan anaknya untuk dapat bersaing di bidang akademis.

Padahal aspek kemampuan anak tidak hanya dinilai dari aspek tersebut. Padahal ada banyak faktor yang menentukan kemampuan anak seperti linguistik, logika, visual-spesial, kinetik, musik, intrapersonal dan ekstopersonal.

Hal seperti ini dapat merusak masa depan anak karena anak tidak bisa mengikuti hal berdasarkan kemampuannya. Sehingga anak menjadi terpaksa mengikuti apa yang mereka tidak diberikan. Anak yang dibesarkan dengan kerjaan seperti ini besar kemungkinan akan mendapatkan benturan di masa depan sehingga merusak dunia karirnya serta susah berkembang.

8. Melindungi Anak Dari Kesalahan

Orang tua mana yang tidak ingin anaknya hidup bahagia dan aman. Akan tetapi kebiasaan orang tua melindungi anaknya dari satu kesalahan hanya akan mendatangkan anak ke pada kegagalan dan kesalahan.

Pada dasarnya kesalahan dan kegagalan yang ditemui anak merupakan salah satu bentuk media untuk mereka belajar. Dengan adanya kesalahan dan kegagalan tersebut anak bisa belajar tentang banyak hal, baik tentang cara bangkit dari keterpurukan ataupun memperbaiki diri.

Akan tetapi jika orang tua terlalu ikut campur dalam menyelesaikan masalah anak dan melindunginya dari kesalahan tersebut, besar kemungkinan anak menjadi sosok yang tidak mandiri. Hal ini akan membuatnya menjadi orang yang susah menghadapi tekanan dan tidak bisa menyelesaikan masalah sendiri di masa depan nanti.

9. Membanding-bandingkan Anak dengan Orang Lain

Pada dasarnya, semua anak tidak suka di banding-bandingkan dengan orang lain. Tapi sayangnya banyak orang tua suka membadingkan anaknya dengan hal positif orang lain dengan tujuan tertentu.

Percayalah anak yang sering dibanding-bandingkan dengan orang lain tidak akan menumbuhkan hal positif dalam dirinya, malahan hal itu akan semakin memperparah kepribadiannya. Hal ini malahan akan melahirkan anak yang lebih mudah kehilangan kepercayaan diri dan tidak merasa barharga karena terlalu sering dibanding-bandingkan tersebut.

Lebih buruknya jika ini berkelanjutan akan menimbulkan sikap dalam diri anak untuk menunjuk menunjukkan dirinya kepada orang tua yang suka membandingkan tersebut. Jika hal ini bisa disikapi dengan baik oleh anak maka itu tidak salah. Akan tetapi jika ini disikapi buruk oleh anak, maka bisa saja dia melakukan hal yang dianggap orang tuanya itu buruk. Sehingga mengarahkan anak ke masa d


Penulis blog

Tidak ada komentar